Sunday, October 26, 2025

Perkuat Kompetensi Global, Bahasa Inggris Akan Wajib Pada Sekolah Dasar Mulai TA 2027/2028

Mulai tahun ajaran 2027/2028, murid pada Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, atau bentuk lain yang sederajat di seluruh Indonesia akan belajar Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran wajib. Langkah ini diambil untuk menumbuhkan kemampuan komunikasi global sejak dini, sekaligus memperluas kesempatan anak Indonesia beradaptasi dan berkompetisi di dunia yang semakin terhubung.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menyatakan bahwa Bahasa Inggris akan menjadi mata pelajaran wajib mulai tahun ajaran 2027/2028. Pernyataan tersebut disampaikan dalam Konferensi Internasional TEFLIN (Teaching English as a Foreign Language) ke-71 yang digelar di Universitas Brawijaya, Malang, beberapa waktu lalu. Menurutnya, kebijakan ini merupakan wujud komitmen pemerintah untuk menyiapkan profil lulusan yang produktif dan berdaya saing global.

Dengan menanamkan kemampuan Bahasa Inggris sejak dini, Indonesia menegaskan komitmennya untuk membentuk generasi lulusan yang tidak hanya unggul di tingkat nasional, tetapi juga memiliki daya saing di tingkat global. “Teknologi memang membantu proses belajar, tapi tidak menggantikan peran guru” ungkapnya kala itu.

Pada kesempatan berbeda, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Toni Toharudin, menambahkan bahwa kebijakan ini bukan merupakan hal baru. “Sebenarnya memasukkan Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran wajib bukan proses yang baru dijalankan tiba-tiba, proses transisinya sudah tercantum dalam Pasal 33 Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi  (Permendikbudristek) Nomor 12 Tahun 2024 Tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. Kemudian dilanjutkan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 13 Tahun 2025 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 12 Tahun 2024,” jelasnya.

Kemendikdasmen berharap, kebijakan tentang wajibnya Bahasa Inggris pada jenjang SD dapat menjadi momentum penting dalam peningkatan mutu pendidikan dasar di Indonesia. “Melalui penguasaan bahasa internasional sejak dini, peserta didik diharapkan mampu mengembangkan kemampuan komunikasi lintas budaya, memperluas wawasan global, serta menumbuhkan kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan masa depan,” tutur Toni lebih lanjut.

Sebagai langkah awal, kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan tenaga pendidik menjadi kunci keberhasilan implementasi kebijakan ini. Dengan komitmen bersama, Bahasa Inggris tidak hanya diajarkan sebagai mata pelajaran, tetapi juga menjadi jembatan bagi generasi muda menuju dunia yang lebih terbuka dan kompetitifi.

Source : https://kemendikdasmen.go.id/siaran-pers/13897-perkuat-kompetensi-global-bahasa-inggris-akan-wajib-pada-sekolah-dasar-mulai-ta-20272028

Tuesday, September 16, 2025

My Parents' Trip to Kampung Coklat


By: Duwi Anggraini Wijayanti

Hello, my name is Duwi. This time, I want to share a story about my parents’ trip to Kampung Coklat in Blitar. Even though I didn’t go with them, I know the story from my own perspective because they told me a lot about it after they came home.

On Friday night before going to bed, my parents told me that the next day they would go on a trip with their friends. They planned to leave together in one car. That night, they had already prepared to bring fried tofu with petis (a savory sauce). I offered to help my mom fry the tofu so she wouldn’t get too tired.

On Saturday morning, around 4:00 a.m., I woke up early to fry the tofu while my parents got ready. After I finished, it was my mom’s turn to make the petis. At exactly 5:00 a.m., my father and mother said goodbye and left. They walked to a friend’s house, which was the meeting point for the group.

That evening, when they came home, they shared their stories in great detail. Before arriving at Kampung Coklat, they stopped at a small food stall for breakfast. My dad said he was so hungry that he ate two bowls of soto, while the others only had one. After that, they also bought dawet (a traditional sweet drink). My father laughed as he told me he even drank two glasses.

When they finally reached Kampung Coklat, they spent quite a long time there. They walked around the cacao plantation and also visited the chocolate processing factory. Of course, they didn’t forget to buy some chocolate products to bring home as souvenirs.

After that, their trip continued to the Tomb of Bung Karno, where they prayed and spent some time walking around the area, which was crowded with street vendors. From there, my parents bought me a pair of batik-patterned pants as a gift.

On the way back home, the group stopped at Karangkates Dam. There, they enjoyed fried wader fish. According to my parents, it tasted delicious, but when I tried it, I thought it was a bit salty. Still, they brought some fried wader fish home for me as a souvenir.

Monday, September 8, 2025

A FUN HOLIDAY AT SURABAYA ZOO


By: Widya Afifuddina

Hi friends, my name is Widya Afifuddina. You can call me Widya or Dina. I'm going to tell you about my very enjoyable vacation at the Surabaya Zoo.

I went on holiday there only with my older sister, unfortunately my father and mother couldn't come on holiday. My sister and I went there by train, and of course we booked the tickets the day before via the KAI ACCESS app. The day arrived. My sister and I went to Tanggulangin Station and waited for our train to arrive. It was my first time riding a train, and it was so much fun. After a short journey, we finally arrived at Gubeng Station in Surabaya. We continued our journey to Surabaya Zoo by bicycle rickshaw. The journey was a blast.

Finally, we arrived at Surabaya Zoo. The two of us queued for our entrance tickets. The entrance fee was fifteen thousand rupiah, if I'm not mistaken (I forgot). After purchasing tickets, the two of us entered and enjoyed our tour of the Surabaya Zoo. We saw a wide variety of animals. As soon as we stepped in, we were immediately greeted. As soon as we entered, we were immediately greeted by giraffes and ostriches.

The two of us wandered around and explored the Surabaya Zoo. There were elephants, tigers, lions, squirrels, ducks, swans, hippos, zebras, orangutans, monkeys, crocodiles, deers, various species of birds, and many more. But unfortunately, the two of us did not enter the aquarium zone and the aquatic animal section, because we were tired from walking around the Surabaya Zoo.

Coincidentally, when we visited, there was a traditional arts performance, namely Reog Ponorogo. My sister and I enjoyed the show while having snacks. After taking a short break while enjoying the show, we continued our journey around Surabaya Zoo. We wandered around, enjoying the views, taking photos, observing animals, pray and doing other activities. I had a great time.

After exploring the area, we were feeling hungry. We ended up buying meatballs at the Surabaya Zoo. They were delicious, But the price is expensive. After being satisfied with going around the Surabaya Zoo and feeling tired, we decided to go home by train again. I really enjoyed this holiday because it was my first time. Thank you to my older sister. Next time I want to go to Surabaya Zoo again, but next time with my boyfriend.

Thank you for reading my story. See you again friends!

Tuesday, February 18, 2025

Sentuhan Digital untuk Karya Gemilang: Menginspirasi Siswa Berkarya tanpa Batas


Oleh: FANTI AGUSTINA, S.Pd 
Kepala SMP Negeri 2 Tarik

Di era digital yang berkembang pesat, teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Sentuhan digital telah membuka pintu bagi siswa untuk berkarya tanpa batas, menghasilkan karya-karya gemilang yang menginspirasi.

Teknologi mengubah cara siswa belajar dan berinteraksi. Dulu, siswa hanya mengandalkan buku dan guru sebagai sumber informasi. Sekarang mereka memiliki akses tak terbatas ke berbagai sumber belajar melalui internet. Belajar kapan saja dan di mana saja. Teknologi juga memungkinkan siswa untuk berkolaborasi dan berbagi ide dengan teman-teman mereka, bahkan dari berbagai belahan dunia.

Platform digital seperti media sosial, blog, dan forum online telah menjadi wadah bagi siswa untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan bakat. Platform tersebut juga memungkinkan mereka mendapatkan umpan balik dari orang lain sehingga mereka dapat terus belajar dan berkembang.

Banyak contoh siswa yang menghasilkan karya gemilang berkat sentuhan digital. Di antaranya, siswa membuat aplikasi edukatif untuk membantu anak-anak belajar matematika dengan cara yang menyenangkan hingga menciptakan lagu, desain poster, dan lukisan yang indah.

SMP Negeri 2 tarik sangat mendukung pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi. Dalam mata pelajaran seni budaya, misalnya, guru memanfaatkan beberapa aplikasi yang dapat memaksimalkan potensi dan minat siswa.

Aplikasi mempermudah siswa mengekspresikan atau membuat karya sesuai keinginan hingga mampu bersaing pada lomba desain poster digital.

Ada kebanggaan tersendiri bagi siswa dan guru ketika mendapatkan juara pada kompetisi desain poster digital tingkat Kabupaten Sidoarjo. Pada 2024 dua siswa SMPN 2 Tarik meraih juara I dan III lomba desain poster digital.

Di sisi lain, sekolah memiliki tantangan. Salah satunya, kesenjangan digital. Tidak semua siswa memiliki akses yang sama ke teknologi dan internet. Karena itu, penting bagi pemerintah, sekolah, dan masyarakat bekerja sama dalam meng- atasi kesenjangan tersebut.

Di balik tantangan itu, ada peluang besar yang dapat dimanfaatkan. Teknologi bisa membantu menciptakan pendidikan yang lebih inklusif, personal, dan relevan dengan kebutuhan siswa.

Source: Jawa Pos METROPOLIS • RABU 19 FEBRUARI TAHUN 2025 | HALAMAN 18

Saturday, January 25, 2025

Swedia: Kembali ke Buku Cetak


Oleh : Edy Suhardono

Buku cetak sering kali dianggap sebagai barang kuno yang perlahan-lahan ditinggalkan oleh generasi muda. Namun, di balik semua teknologi canggih yang merevolusi cara kita belajar, ada suara-suara yang menyerukan kembali ke bentuk pendidikan tradisional: buku cetak. Demikianlah yang ditulis oleh Kompas.com (16/1/2025) tentang Swedia yang menganggarkan Rp 1,7 triliun untuk mengembalikan sistem pendidikan dari komputer ke buku cetak.

Sejumlah pakar pendidikan berdebat tentang kelebihan sistem pendidikan berbasis buku cetak dibandingkan dengan yang digital. Lantas, apa sebenarnya yang membuat buku cetak kembali diperlukan.

1. Kualitas Pembelajaran yang Lebih Baik

Buku cetak menawarkan keuntungan yang signifikan dalam hal kualitas pembelajaran. Penelitian menunjukkan bahwa membaca dari kertas dapat meningkatkan pemahaman dan retensi informasi dibandingkan membaca dari layar.

Carvalho et al. (2020) menemukan bahwa siswa lebih memilih buku cetak karena kemampuan mereka untuk membuat catatan dan mencapai tingkat konsentrasi yang lebih tinggi melalui pengalaman sensorik yang diberikan oleh kertas. Selain itu, studi Mangen, Walgermo, dan Brnnick (2013) menunjukkan bahwa siswa yang membaca teks dari buku cetak menunjukkan pemahaman dan daya ingat yang lebih baik. Penelitian ini mengindikasikan bahwa interaksi antara pembaca dan teks cetak memberikan dampak mendalam pada proses belajar.

Di Indonesia, di mana kebijakan pendidikan sedang diwacanakan menuju ke "deep learning" atau pembelajaran mendalam, ada beberapa faktor yang perlu dikaji sebelum mempertimbangkan kembali posisi buku cetak dalam kurikulum. Penelitian Munandar dan Irwansyah (2019) menunjukkan bahwa meskipun mahasiswa pascasarjana Universitas Indonesia lebih menyukai format digital, mereka mengakui bahwa format cetak lebih memberikan kenyamanan dan membuat lebih fokus dalam membaca.

Selain itu, penelitian Wahyuni et al. (2023) menunjukkan bahwa meskipun buku digital lebih praktis dan ramah lingkungan, buku cetak masih dianggap lebih personal dan tidak mudah terdistraksi.

Dengan mempertimbangkan data dan penelitian di Indonesia, tampaknya ada kebutuhan untuk menemukan keseimbangan antara penggunaan buku cetak dan digital dalam kurikulum pendidikan. Kebijakan yang mengintegrasikan kedua format ini dapat membantu memaksimalkan keuntungan masing-masing media dan mendukung pembelajaran yang lebih efektif.

2. Kesehatan Mental dan Kesejahteraan

Kembali ke buku cetak juga dapat memiliki dampak positif bagi kesehatan mental siswa. Penelitian Girela-Serrano et al. (2022) menunjukkan bahwa penggunaan perangkat digital yang berlebihan sering kali berkontribusi pada meningkatnya tingkat stres dan kecemasan, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Mereka menemukan bahwa anak-anak dan remaja yang menggunakan perangkat digital secara berlebihan cenderung mengalami peningkatan dalam gejala kecemasan dan depresi.

Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Child and Adolescent Mental Health menunjukkan bahwa keterlibatan berlebihan dengan teknologi dapat menimbulkan gejala depresif (Twenge & Campbell, 2018).

Dengan kembali menggunakan buku cetak, Swedia bisa memberikan alternatif yang lebih sehat bagi siswa dalam belajar, yang tentu saja berdampak positif pada kesejahteraan mereka. Dalam konteks ini, apa yang bisa dilakukan pendidikan untuk memprioritaskan kesehatan mental siswa?

Untuk memprioritaskan kesehatan mental siswa di Indonesia, dunia pendidikan dapat mengintegrasikan penggunaan buku cetak dalam kurikulum secara lebih luas. Penelitian Yamanda et al. (2024) menunjukkan bahwa penggunaan teknologi digital yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan mental siswa. Mengembalikan buku cetak sebagai media pembelajaran alternatif dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan di kalangan siswa.

Studi lain yang dipublikasikan oleh Universitas Sebelas Maret (Wahyuni et al., 2023) menunjukkan bahwa inovasi pembelajaran berbasis digital dapat diterapkan secara efektif dalam kurikulum. Namun, penggunaan buku cetak juga memiliki kelebihan dalam meningkatkan konsentrasi dan pemahaman siswa.

Oleh karena itu, Indonesia perlu mempertimbangkan kembali posisi buku cetak dalam kurikulum untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih sehat dan mendukung kesejahteraan mental siswa.

3. Konsentrasi dan Minim Gangguan

Buku cetak menciptakan lingkungan belajar yang lebih terfokus dengan mengurangi berbagai gangguan yang biasanya terjadi saat menggunakan perangkat digital. Penelitian Delgado et al. (2020) menunjukkan bahwa penggunaan perangkat digital sering mengalihkan perhatian siswa karena banyaknya notifikasi dan aplikasi yang tersedia. Mereka menemukan bahwa siswa lebih fokus dan lebih mudah memahami teks ketika membacanya dari buku cetak dibandingkan dengan layar.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh Harvard Business Review menemukan bahwa digital multitasking dapat mengganggu konsentrasi dan produktivitas (Rubenstein et al., 2001).

Sebaliknya, buku cetak memberikan pengalaman belajar yang lebih fokus dan mendalam. Ini menjadi alasan kuat untuk memprioritaskan penggunaan buku cetak dalam pendidikan formal.

Selain itu, membaca dari buku cetak juga berkontribusi pada pengembangan keterampilan analitis dan berpikir kritis. Siswa yang terlibat dengan teks cetak cenderung memiliki kemampuan menganalisis dan menyimpulkan yang lebih baik. Studi Vandewater et al. (2007) menunjukkan bahwa interaksi yang lebih mendalam dengan teks cetak meningkatkan kemampuan analitis dan kritis ini.

Dalam dunia yang semakin kompleks, keterampilan analitis dan berpikir kritis sangat penting untuk mempersiapkan generasi mendatang dalam menghadapi tantangan di masa depan. Penggunaan buku cetak dalam pendidikan dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan keterampilan ini.

4. Menyikapi Keseimbangan Pendidikan di Era Digital

Dengan kembali ke buku cetak, Swedia mengambil langkah yang berani untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan siswa. Langkah ini menunjukkan bahwa dalam keseimbangan antara teknologi digital dan metode tradisional, buku cetak masih memiliki peran penting yang tidak dapat diabaikan.

Indonesia juga perlu mempertimbangkan langkah-langkah serupa untuk mencapai keseimbangan antara pembelajaran digital dan tradisional guna menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mendukung kesehatan mental serta kemampuan analitis siswa. Integrasi kedua format ini dapat membantu memaksimalkan potensi pendidikan di era digital tanpa mengorbankan kesejahteraan dan kualitas pembelajaran.

Kebijakan pendidikan yang berfokus pada deep learning harus mempertimbangkan keseimbangan antara teknologi digital dan penggunaan buku cetak. Penelitian Iskandar dan Handayani (2021) menunjukkan bahwa penggunaan buku cetak dalam kelas dapat meningkatkan interaksi antara guru dan siswa, yang sering kali hilang dalam pembelajaran digital.

Selain itu, Sari et al. (2022) menemukan bahwa siswa yang belajar menggunakan buku cetak memiliki tingkat pemahaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang belajar menggunakan perangkat digital.

Kembali ke penggunaan buku cetak dalam pendidikan bukan hanya soal nostalgia atau kembali ke masa lalu, melainkan sebuah strategi yang matang untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan siswa. Swedia telah menunjukkan langkah berani dalam hal ini, dan Indonesia dapat belajar dari pengalaman tersebut untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih seimbang dan efektif.

Dengan menggabungkan kekuatan buku cetak dan teknologi digital, kita dapat memberikan yang terbaik bagi generasi mendatang, baik dalam hal pengetahuan maupun kesehatan mental mereka.

Source : Kompasiana.com

Sunday, December 22, 2024

IEC BROCHURE 2025


A. Pendahuluan

Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin cepat dan kompetitif saat ini, menuntut kita untuk berbenah dan mempersiapkan diri agar tidak tertinggal. Salah satu skill atau kemampuan yang wajib kita miliki yaitu kemampuan Berbahasa Inggris baik speaking (berbicara), listening (mendengar), reading (membaca), maupun writing (menulis).

Dipilihnya bidang keilmuan Bahasa Inggris tersebut bukan tanpa alasan. Di era Globalisasi saat ini, Bahasa Inggris telah masuk hampir di semua bidang kehidupan, mulai dari pendidikan, bisnis, komunikasi, ilmu pengetahuan, dll.

Inspiration English Course (IEC) adalah lembaga yang memberikan program Kursus Bahasa Inggris secara efektif dan efisien kepada anda sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris yang anda miliki.

B. Alamat Kursus

IEC beralamatkan di Dusun Luwung, RT 06 RW 02, Desa Ganggangpanjang, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.

C. Contact Person

1. WA : 087752931990
2. Email : Iec_sidoarjo@yahoo.co.id
3. Blog : Inspirationenglishcourse.blogspot.com

D. Program Kursus

1. Kindergarten Programs
a. Kindergarten One
b. Kindergarten Two

2. Elementary School Programs
a. First Level
b. Second Level
c. Third Level
d. Fourth Level
e. Fifth Level
f. Sixth Level

3. Junior High School Programs
a. Seventh Level
b. Eighth Level
c. Ninth Level

4. Senior High School Programs
a. Tenth Level
b. Eleventh Level
c. Twelfth Level

5. University Programs
a. TOEFL ONE
b. TOEFL TWO
c. TOEFL THREE
d. TOEFL FOUR

6. Conversation Programs
a. Basic English Conversation One
b. Basic English Conversation Two
c. Basic English Conversation Three
d. Intermediate English Conversation One
e. Intermediate English Conversation Two
f. Intermediate English Conversation Three
g. Advance English Conversation One
h. Advance English Conversation Two
i. Advance English Conversation Three

7. English for Specific Purpose (ESP) Programs
a. English for Business
b. English for Education
c. English for Hotel
d. English for Secretary
e. English for Receptionist
f. English for Military
g. TOEIC (Tes Of English For International Communication)
h. IELT (International English Language Testing System)

E. Fasilitas

1. Multimedia Class
2. Metode Belajar ENAK (Explanation, Understand & Practik)
3. Diajar oleh tutor Bahasa Inggris yang profesional
4. Suasana belajar yang menyenangkan (Enjoy Learning)
5. Pemberian sertifikat di akhir program

F. Biaya

1. Pendaftaran Rp. 50.000
2. Text Book Rp. 35.000
3. Biaya Kursus
a. Regular Class (Max 10 siswa) Rp. 50.000 per bulan
b. Private Class (Max 2 siswa) Rp. 50.000 per meeting

G. Jadwal Kursus

1. Regular Class 
Hari : Senin s/d Jumat
Pukul : 18.00 s/d 19.00 WIB

2. Private Class
Hari : Senin s/d Jumat
Pukul : 19.00 s/d 20.00 WIB

H. Program Ekstra

1. IEC Wall Magazine
IEC Wall magazine telah disediakan di Kantor IEC untuk menampilkan karya tulis siswa yang memiliki minat dalam bidang English Writing.

2. Education Counseling
Education counseling adalah program yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa yang memiliki masalah dalam belajar.

3. IEC Online
IEC Online adalah program yang memberikan fasilitas kepada siswa untuk belajar Bahasa Inggris secara online melalui blog IEC yang beralamatkan di inspirationenglishcourse.blogspot.com.

I. Penutup

Demikian yang dapat kami sampaikan tentang program Kursus Bahasa Inggris di IEC. Mohon maaf apabila ada kesalahan kata dan terima kasih atas perhatiannya.

"Lerning English Is An Investment"

IEC Manager

ENDY PANDU NUGROHO, M.Pd

Saturday, July 6, 2024

My Activities During The Month Of Ramadan And Eid al-Fitr


By : Fakhril

Hello, my name is Fakhril. I will tell you about my activities during the month of Ramadan and Eid al-Fitr.

Thank God, my fast went smoothly from the start of the fast to the end of the fast and I carried out the fast fully.

During the fasting month, especially on Saturdays, I definitely go home for sahur because my friends invite me to go around the village to wake people up for sahur. After that I go home.

It didn't feel like my fast was over, I and the villagers were invited around the village with torches and pick-ups to celebrate takbiran.

Then the next day, my father and I prayed Eid al-Fitr at the Jamik Ketapang mosque, then after Eid al-Fitr prayers went home, ate and apologized to my parents, then my family and I went around to the houses of friends, relatives and others.

Perkuat Kompetensi Global, Bahasa Inggris Akan Wajib Pada Sekolah Dasar Mulai TA 2027/2028

Mulai tahun ajaran 2027/2028, murid pada Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, atau bentuk lain yang sederajat di seluruh Indonesia akan belaj...